PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS

CHAPTER 17

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS

Pengambilan keputusan taktis terdiri dari pemilihan di antara berbagai alternative dengan hasil yang langsung atau terbatas.

Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga keunggulan bersaing jangka panjang dapat tercapai. Pengambilan keputusan taktis harus mendukung tujuan keseluruhan ini, meskipun tujuan langsungnya berjangka pendek (menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen). Jadi, pengambilan keputusan takits yang tepat berarti bahwa keputusan yang dibuat mencapai tidak hanya tujuan terbatas tertapi juga berguna untuk jangka panjang.

Model Pengambilan Keputusan Taktis

Enam langkah yang mendeskripsikan proses pengambilan keputusan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :

  1. Kenali dan definisikan masalah.
  2. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atau masalah tersebut; eliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak.
  3. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak. Klasifikasikanlah biaya dan manfaat sebagai relevan atau tidak relevan serta eliminasilah biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan.
  4. Hitunglah total biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing alternatif.
  5. Nilailah faktor-faktor kualitatif.
  6. Pilihlah alternatif yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan.

Keenam langkah ini mendefinisikan model pengambilan keputusan sederhana. Model keputusan (decision model) adalah serangkaian prosedur yang jika diikuti, akan mengarah ke suatu keputusan.

Contoh :

Langkah 1

Definisikan Masalah

Meningkatkan kapasitas gudang dan produksi.

Langkah 2

Identifikasi setiap alternatif

  1. Membangun fasilitas baru
  2. Menyewa fasilitas yang lebih besar
  3. Menyewa fasilitas tambahan
  4. Menyewa ruang untuk gudang
  5. Membeli batang dan alat pengukur; mengsongkan ruangan yang diperlukan
Langkah 3

Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak.

Alternatif 4 :

Biaya produksi variabel                            $345.000

Sewa gudang                                             $135.000

Alternatif 5:

Harga beli                                                  $460.000

Langkah 4

Hitung total biaya dan manfaat yang relevan untuk setiap alternatif yang layak

Alternatif 4:                                               $480.000

Alternatif 5:                                               $460.000

Perbadaan biaya                                        $  20.000

Langkah 5

Nilai faktor-faktor kualitatif

  1. Kualitas pemasok eksternal
  2. Kendalian pemasok eksternal
  3. Stabilitas harga
  4. Hubungan ketenagakerjaan dan citra masyarakat.
Langkah 6

Buat Keputusan

Terus memproduksi batang dan alat pengukur secara internal ; menyewa gudang.

Devinisi Biaya Relevan

Biaya Relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing-masing alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan. Karena itu, hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif lainnya. Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif maka biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian disebut biaya tidak relevan. Kemempaun untuk mengidentifikasi biaya relevan dan tak relevan merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan yang penting.

RELEVANSI, PERILAKU BIAYA, dan MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA AKTIVITAS.

Seringkali keputusan taktis membtuhkan analisis yang lebih rumit –khususnya  keputusan yang membutuhkan pertimbangan yang lebih rumit- khususnya keputusan yang membutuhkan pertimbangan yang lebih ekstensif mengenai perilaku biaya

Kuncinya adalah bahwa perubahan pada penawaran dan permintaan sumber daya aktivitas harus dipertimbangkan ketika menilai relevansi.

Kategori-kategori dibawah dapat menolong untuk mengidentifikasi biaya-biaya yang relevan, dan kemudian, memfasilitasi analisis biaya yang relevan :

  1. Sumber Daya Fleksibel.
  2. Sumber Daya Terikat :
    1. Sumber Daya Terikat untuk Jangka Pendek
    2. Sumber daya Terikat untuk Beberapa Periode.

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG SERINGKALI DIAMBIL

  1. Keputusan membuat atau membeli
  2. Keputusan meneruskan atau menghentikan.
    1. Meneruskan atau menghentikan dengan berbagai dampak komplementer.
    2. Meneruskan atau menghentikan dengan penggunaan alternatif fasilitas.
  3. Keputusan pesanan Khusus.
  4. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut.
  5. Keputusan bauran produk
    1. Sumber daya dengan satu kendala.
    2. Sumber daya ddengan banyak kendala.

PENETAPAN HARGA

  1. Penetapan harga berdasarkan Biaya

Karena pendapatan harus menutup biaya perusahaan untuk menghasilkan laba, maka banyak perusahaan terlebih dahulu menetapkan biaya dalam menentukan harga.

Mark up adalah persentase yang dibebankan kepada biaya dasar ; termasuk diantaranya adalah laba yang diinginkan dan setiap biaya yang tidak termasuk dalam biaya dasar.

  1. perhitungan biaya target dan penetapan harga

Penetapan biaya target adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (harga target) yang ersedia dibayarkan oleh pelanggan.ini juga sering disebut sebagai perhitungan biaya berdasarkan harga.

  1. Aspek Hukum dari Penetapan Harga
    1. Penetapan Harga Predator.

Adalah praktik pengaturan harga yang lebih rendah dari biaya dengan tujuan merugikan pesaing dan mengeliminasi pesaingan.

    1. Diskruminasi harga.

Adalah pengenaan harga yang berbeda kepada beberapa pelanggan atas produk-produk yang pada dasarnya sama.

  1. Keadalian dan Penetapan Harga.

Eksploitasi harga dikatakan terjadi ketika perusahaan degan kekuatan pasar menghargai produknya ”sangat tinggi”.

VARIABLE COSTING

CHAPTER 15

VARIABLE COSTING

Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk dengan tujuan untuk melakukan penilaian persediaan dan penentuan harga pokok penjualan. Pendekatan  itu adalah absorption costing dan variable costing.

ABSORPTION DAN VARIABLE COSTING

Absorption costing membebankan biaya tetap dan biaya variabel ke produk-biaya tersebut digabungkan dengan cara tertentu sehingga menyulitkan para manajer membedakannya. Variable costing memfokuskan pada perilaku biaya. Keunggulannya adalah bawa pendekatan variable costing sesuai dengan pendekatan kontriusi den konsep biaya.

Absorption Costing

Absorption Costing memperlakukan semua biaya produksi sebagai harga pokok tanpa memperhatiakan apakah biaya tersebu variabel atau tetap. Metode ini disebut juga full costing.

Variable Costing

Dengan menggunakan variable costing, hanya biaya produksi yang berubah-ubah dengan output yang diperlakukan sebagai harga pokok. Pada umumnya terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Metode ini sering juga disebut direct costing atau marginal costing.

Perhitungan biaya per unit

Absorption Costing Variable Costing
Biaya Produksi Bahan Langsung

Tenaga Kerja Langsung

Overhead pabrik variabel

Overhead pabrik tetap

Bahan langsung

Tenaga kerja langsung

Overhead pabrik vaiabel

Biaya Periodik Beban penjualan dan administrasi Overhead pabrik tetap

Beban penjualan dan administrasi

PERBANDINGAN LAPORAN LABA RUGI ABSORPTION DAN VARIABLE COSTING

  1. Dengan menggunakan absorption costing, jika ada peningkatan persediaan maka beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak akan tampak dalam laporan keuangan sebagai bagian dalam HPP.
  2. Dengan menggunakan variable costing, seluruh biaya tetap dalam biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai beban pada periode berjalan.
  3. Persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah dibandingkan dengan metode absorption costing. Alasannya adalah bahwa dengan menggunakan variable costing, hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit yang diproduksi dan oleh karenanya dimasukkan dalam persediaan.
  4. Metode absrption costing tidak membuat pembedaan antara biaya variabel dan biaya tetap. Oleh arenanya metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba yang sangat penting untk perencanaan dan pengendalian.
  5. Pendekatan variable costing untuk menentukan biaya per unit prduksi selaras dengan pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut didasarkan pada klasifikasi biaya berdasarkan perilakunya.

Pada dasarnya perbedaan antara kedua metode ini terletak pdaa waktu (timing). Variable costing menentukan bahwa biaya overhead tetap harus dibebankan segera sedangkan absobtion costing menyatakan bahwa biaya overhead pabrik tetap harus dibebankan dan dikurangan dari pendapatan untuk setiap unit yang terjual.

PERBANDINGAN DATA PENDAPATAN

Hubungan antara produksi dan penjualan Dampak terhadap persediaan Hubungan antara laba dengan metode absorbtion dan variable costing
Produksi = penjualan Tidak ada perubahan persediaan Laba bersih absorbtion costing > la bersih variable costing
Produksi > penjualan Persediaan meningkat Laba bersih absorbtion costing = laba bersih variable costing
Produksi < penjualan Persediaan menurun Laba bersih absorbtion costing = laba bersih variable costing

DAMPAK PERUBAHAN PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH

Pada Variable Costing, laba bersih tidak terpengaruh oleh perubahan produksi. Sebaliknya, laba bersih terpengaruh oleh perubahan produksi apabila perusahaan menggunakan metode absorption costing.

MEMIlLIH METODE COSTING

Untuk memilih metode costing, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh manajer adalah sebagai berikut :

Analisis Biaya-Volume-Laba dan Absorption Costing

Absorption costing digunakan secara luas baik untuk laporan internal maupun eksternal. Beberapa perusahaan menggunkan pendekatan absorption costing karena pendekatan tersebut fokus terhadap full costing unit produksi. Kelemahan dari metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-volume-laba.

Pembuatan Keputusan

Masalah pokok absorption costing adalah bahwa biaya overhead pabrik tetap tampak seperti bervariael dengan unit yang terjual padalah sesungguhnya tidak. Kesalahan persepsi bahwa biaya produksi per unit dengan absorption costing dapat mengakibatkan muncunya masalah manajerial, termasuk keputusan penentuan harga dan keputusan untuk menghentikan produksi produk tertentu yang sesuggunya meguntungkan.

Laporan Eksternal dan Pajak Penghasilan

Sering dianggap bahwa absorption costing diguunakan untuk laporan eksternal di USA. Perusahaan yang menggunakan variable costing untuk pelaporan eksternal menghadapi rsiko bahwa auditornya mungkin akan menyatakan laporan tersebut tidak disusun sesuai dengan prinsip Akuntansi berlaku umum.

Meskipun begitu manajer tetap dapat menggunakan variable costing untuk kepentingan internal. Tidak ada masalah akuntansi yang dihadapai dengan penggunaan kedua metode tersebut- variable costing untuk keperluan internal dan absorption costing untuk keperluan eksternal.

Keunggulan Variable Costing dan Pendekatan Kontribusi

Keuntungan Variable Costing dapat diringkas sebagai berikut :

  1. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil langsung dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi. Data-data tersebut tidak tersedia apabila laporan laba rugi disusun dengan pendekatan konvensional.
  2. Dengan menggunakan variable costing, laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya, bauran penjualanm dan sebagainya) laba akan searah dengan penjualan apabila menggunakan variable costing.
  3. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya variabel. Hal ini akan menjadi masalah dalam pendekatan absorption costing, karena biaya produksi per unit adalah kombinasi biaya variabel dan biaya tetap. Dengan menggunakan variable costing, biaya produksi per unit tidak mengandung biaya tetap.
  4. Dampak biaya tetap terhadap laba lebih ditekankan dalam variable costing, dan pendekatan kontibusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan laba-rugi. Dengan menggunakan absorption costing, biaya tetap dicampur dengan biaya tetap dan dialokasikan ke harga pkook penjualan dan persediaan.
  5. Data variable costing memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen dan segmen bisnis yang lain. Denagn absorption costing, profitabilitas tampak samar-samar karena alokasi biaya tetap yang arbitrer.
  6. Variable costing berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya standart dan anggaran fleksibel.
  7. Laba bersih berdasarkan variable costing lebih dekat dengan aliran kas bersih dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan absorption costing. Hal ini akan sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.

Selain karena tradisi, absorption costing masih dipakai karena telah meberikan gambaran pandangan biaya dan pendapatan di mata akuntan dan manajer. Absorption costing memiliki argumen bahwa seluruh biaya produksi harus dibebankan ke produk untuk menaningkan secara tepat biaya produksi dengan pendapatan yang diperoleh dari unit yang terjual. Biaya tetap seperti penyusutan, pajak, asuransi, gaji supervisor, dan sebagainya bersifat esenial terhadap biaya produksi dan diperlakukan sebagai biaya variabel.

Varabel costing berpendapat bahwa biaya produksi tetap bukanlah biaya dari unit produksi tertentu. Biaya tersebut terjadi untuk mencapai kapasitas untuk membuat produk selama periode tertentu dan tetap akan terjadi meskipun tidak ada aktivitas produksi. Oleh karena itu para penganjur variable costing berpendapat bahwa biaya produksi tetap bukanlah bagian dari biaya produksi unit tertentu dan prinsip matching menyatakan bahwa biaya produksi tetap harus dibebankan pada periode berjalan.

Pada tingkat tertentu, absorbtion costing diterima sebagai metde yang digunakan untuk menyiapkan laporan eksternal yang diwajibkan dan laporan pajak penghasilan. Dengan alasan biaya dan kemungkinan kebingungan untuk membuat sistem costing ganda, kebanyakn perusahaan menggunakan absorption costing untuk laporan eksternal dan internal.

Variable Costing dan Teori Kendala

Format variable costing digunakan dalam teori kendala. Dalam pendekatan teori kendala, tenaga kerja langsung ditetapkan sebagai biaya tetap. Dalam perusahaan yang menerapkan teori kendala, ada dua alasan lain mengapa biaya tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap.

  1. Tenaga kerja tidak mesti sebagai kendala. Dalam kasus yang paling sederhana, yang menjadi kendala adalah mesin. Dalam kasus yang lebih kompleks, kendalanya adalah kebijakan. Jika tenaga kerja bukan sebagai kendala, tidak ada alasan untuk menaikkannya. Merekrut lebih banyak tenaga kerja akan meningkatkan biaya tanpa adanya peningkatan output yang dapat dijual baik dalam bentuk barang maupun jasa.
  2. Teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus-menerus untuk mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan postif dari karyawan, perbaikan yang berkelanjutan tidak akan terlaksana.

Dengan alasan-alasan ini, banyak manajer di perusahaan yang menerapkan teori kendala mengganggap bahwa tenaga kerja langsung sebagai commited fixed cost dan bukannya biaya variabel. Modifikasi variable costing dalam perusahaan yang menerapkan teori kendala adalah bahwa tenaga kerja langsung tidak dimasukkan sebagi biaya produk.

DAMPAK METODE PERSEDIAAN JIT

Bila perusahaan menggunkan metode JIT, masalah ini sedikit banyak akan berkurang. Berubah-ubahnya laba bersih dengan absorbtion costing dan perbedaan laba bersih diantara kedua metode tersebut disebabkan oleh perubahan unit persediaan. Dengan JIT, barang dipoduksi karena akdanya pesanan dari pelanggan dan tujuannya adalah menghilangkan persediaan barang jadi dan mengurangi persediaan barang dalam proses.dalam kasus tersebut, laba bersih dengan metode absorption costing akan searah dengan pergerakan penjualan. Tentu saja, biaya poduksi per unit akan berbeda antara variable costing dan absorption costing seperti yang telah dibahas di muka. Tetapi dalam metode JIT, perbedaan yang besar tidak akan terjadi lagi.

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

A.        BIAYA PER UNIT

Perhitungan biaya berdasakan fungsi dan berdasarkan aktivitas membebankan biaya kepada objek biaya seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku, dan jalur pemasaran. Ketika biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan membagi biaya total yang dibebankan degan jumlah unit dari objek biaya tertentu. Biaya per unit adalah total biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan umlah unit yang diproduksi.

Pentingnya Biaya Produk Per Unit

Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Biaya per unit adalah bagian penting dari informasi bagi suatu perusahaan manuaktur.

Cara Untuk Mendapatkan Informasi Biaya Per Unit

Dua sistem pengukuran tersebut adalah :

  1. perhitungan biaya aktual : membebankan biaya aktual bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead ke produk.
  2. perhitungan biaya normal : membebankan biaya aktual bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk ; akan tetapi biaya overhead dibebankan ke produk dengan menggunakan tarif perkiraan.

Tarif perkiraan overhead adalah suatu tarif yang didasarkan pada perkiraan data dan dihitung dengn menggunakan rumus :

Tarif Perkiraan Overhad =  Biaya yang diperkirakan / Penggunaan aktivitas yang diperkirakan

B.        PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN FUNGSI

Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan penelusuran langsung.

Secara spesifik, perhitungan biaya berdasarkan fungsi menggunakan penggerak aktivitas tingkat unit untuk membebankan biaya ovehead ke produk. Penggerak aktivitas tingkat unit adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.

Contoh dari penggerak tingkat unit : Unit yang diproduksi ; Jam tenaga kerja langsung ; Biaya tenaga kerja langsung ; Jam mesin ; Biaya bahan baku langsung.

Langkah selanjutnya adlah menentukan kapsitas aktivitas yang diukur penggerak :

  1. Kapasitas aktivitas yang diharapkan : output aktivitas yang diharapkan perusahaan dapat tercapai pada tahun yang akan datang.
  2. Kapasitas Aktivitas normal           : output aktivitas rata-rata yang perusahaan alami dala jangka panjang.
  3. Kapasitas aktivitas teoritis            : output aktivitas maksimum secara absolut yang dapat direalisasikan dengan berasumsi bahwa semua beroperasi sempurma.
  4. Kapasitas aktivitas praktis            : output maksimum yang dapat diwujudkan jika semuanya berjalan dengan efisien.

Tarif Keseluruhan Pabrik

Perhitungan ini terdiri dari dua tahap, pertama, biaya overhead yang dianggarkan akan diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Terakhir, biaya overhead dibebankan ke produk, melalui cara mengalikan tarif tersebut dengan jumlah total jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan masing-masing produk.

Overhead yang dibebankan adalah jumlah total overhead yang dibebankan ke produksi aktual pada titik tertentu dalam suatu waktu.

Rumus :

Overhead yang dibebankan =  Tarif Overhead x Output aktivitas aktual

Perbedaan antara overhead aktual dan overhead yang dibebankan disebut variasi overhead. Jadi kemungkinan akan tercipta overhead yang terlalu rendah dibebankan (underapplied overhead) atau ovehead yang terlalu tinggi dibebankan (overapplied overhead).

Biaya per unit dihitung dengan menjumlahkan total biaya utama produk ke biaya overhead yang dibebankan, dan kemudian membagi biaya total ini dengan unit yang diproduksi.

Tarif Departemen

Ada 2 tahap bagi tarif overhead departemen. Pada tahap pertama, biaya overhead keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan ke tiap departeman produksi, dan membentuk kesatuan biaya overhead departemen.

Selanjutnya, pada tahap kedua, overhead dibebankan ke produk dengan mengkalikan tarif departemen dengan jumlah penggerak yang digunakan dalam departemen terkait.

Total overhead yang dibebankan ke produk secara sederhana adalah jumlah dari banyaknya overhead yang dibebankan dalam setiap departemen.

Overhead yang dibebankan adalah total dari banyaknya overhead yang dibebankan dalam tiap deprtemen.

C.        KETERBATASAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN FUNGSI

Apabila perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif mengadaptasi strategi baru untuk mencapai kesempurnaan dalam bersaing, sistem akuntasi biaya mereka sering kali harus berubah agar dapat sejalan.

Sering kali organisasi mengalami gejala tertentu yang menunjukkan bahwa sistem akuntansi biaya mereka telah ketinggalan jaman. Contoh gejala sistem biaya yang ketinggalan jaman : hasil dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing tampak tidak wajar rendahnya ; margin laba sulit untuk dijelaskan. ; produk yang sulit diproduksi menunjukka laba yang tinggi ; pelanggan tidak mengeluh atas naiknya harga.

Biaya Overhead yang tidak berkaitan dengan Unit.

Dengan hanya menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk membebankan biaya ovehead yang tidak berkaitan dengan unit, akan menciptakan distorsi banyak produk. Tingkat keparahannya tergantung pada berapa proporsi keseluruhan biaya overhead yang ditunjukkan oleh biaya tingkat non unit ini.

Keanekaragaman Produk

Keanearagaman produk berarti bahwa produk mengkonsumsi aktivitas overhead dalam proporsi yang berbeda – beda. Proporsi setiap aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk didefinisikan sebagai rasio konsumsi.

D.        PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS

Pembebanan overhead tradisional melibatkan dua tahap : pertama, baya overhead dibebankan ke unit organisasi (pabrik atau departemen) dan kedua, biaya overhead kemudian dibebankan ke produk. Seperti dalam sistem biaya berdasarkan aktivitas, pertama-tama menelusuri biaya aktivitas dan kemudian produk. Akan tetapi, dalam sistem biaya ABC menekankan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak (menekankan hubungan sebab-akibat), sedangkan sisem biaya tradisional cenderung intensif lokasi (sangat mengabaikan hubungan sebab-akibat)

Pengidentifikasian Aktivitas dan Atributnya

Kamus aktivitas mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi bersamaan dengan atribut aktivitas yang penting. Atribut aktivitas adalah informasi keuangan dan non keuangan yang menggambarkan aktivitas individual.

Aktivitas primer adalah aktivitas yang dikonsumsi produk atau pelanggan

Aktivitas sekunder adalah aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas primer.

Pembebanan Biaya ke Aktivitas

Begitu aktivitas diidentifikasikan dan dijelaskkan, tugas berikunya adalah menentukan berap banyak biaya untuk melakukan tiap aktivitas. Hal ini membutuhkan identifikasi sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap aktivitas.

Penggerak sumber daya adalah faktor-faktor yang mengukur pemakaian sumber daya oleh aktivitas.

Pembebanan Biaya Aktivitas pada Aktivitas Lain.

Pembebanan biaya pada aktivitas menlengkapi tahap awal perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Pada tahap berikutnya, aktivitas diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Jika terdapat aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya muncul. Pada tahap berikutnya, biaya aktivitas sekunder dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang memakai outputnya.

Pembebanan Biaya Pada Produk

Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, maka biaya tersebut dapat dibebankan pada produk dalam suau proporsi sesuai dengn aktivitas penggunaannya, seperti dengan diukur oleh penggerak aktivitas. Pembebanan ini diselesaikan dengan penghitungan suatu tarif aktivitas yang ditentukan terlebih dahulu dan menglikan tarif ini dengan penggunaan aktual aktivitas.

E.        PENGELOMPOKAN AKTIVITAS YANG HOMOGEN

Pembebanan biaya pada aktivitas lain (tahap lanjutan atau pembebanan biaya pada produk dan pelanggan (tahap akhir) membutuhkan penggunaan tarif aktivitas. Pada prinsipnya terdapat tarif aktivitas yang dihitung untuk tiap aktivitas.

Proses Mengurangi Jumlah Tarif

Pengelompokan overhead didasarkan pada : mereka secara logis berhubungan dan mereka meiliki rasio konsumsi yang sama terhadap semua produk.

Kumpulan dari biaya overhead yang berhubungan dengan masing-masing kelompok aktivitas disebut kesatuan biaya sejenis.

Klasifikasi Secara Rinci Aktivitas

Pada pembentukan kumpulan aktivitas yang berhubungan, aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu dari 4 kategori umum aktivitas berikut :

  1. Tingkat unit, adalah aktivitas yang dilakukan setiap ali suatu unit diproduksi.
  2. Tingkat batch, adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk diproduksi.
  3. Tingkat produk, adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan.
  4. Tingkat fasilitas, adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu pabrik.

Perbandingan dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi

Sistem berdasarkan aktivitas memperbaiki keakuratan perhitungan biaya produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap, ternyata bervariasi secara proporsional dengan perubahan selain volume produksi.

F.         PERHITUNGAN BIAYA PELANGGAN DAN PEMASOK AKTIVITAS

Sistem ABC juga dapat digunakan untuk menentukan keakuratan biaya pelanggan dan pemasok. Pengetahuan akan biaya pelanggan dan pemasok dapat menjadi informasi vital untuk memperbaiki tingkat laba suatu perusahaan.

Perhitungan Biaya Pelanggan Berdasarkan Aktivitas

Para pelanggan dapat memakai aktivitas penggerak pelanggan dalam proporsi yang berbeda. Sumber-sumber dari keanekaragaman pelanggan meliputi beberapa hal seperti frekuensi pesanan, frekuensi pengiriman, jarak geografis, dukungan penjualan dan promosi.

Perhitungan Biaya Pelanggan versus Perhitunganh Biaya Produk

Pembebanan biaya dari cutomer service pada pelanggan, dilakukan dengan cara yang sama untuk biaya produksi yang dibebankan pada produk.mbiaya sumber daya yang dipakai dibebankan ke aktivitas, dan biaya aktivitas di bebankan ke tiap pelanggan.

Perhitungan Biaya Pemasok Berdasarkan Aktivitas

Pemasok dapat mempengaruhi banyak aktivitas internal suatu perusahaan dan secara signifikan meningkatkan biaya pembelian. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah kunci penelusuran biaya yang berhubungan dengan pembelian , kualitas, keandalan, dan kinerja pengiriman hingga ke para pemasok.

Metodologi Perhitungan Biaya Pemasok

Aktivitas penggerak pemasok seperti pembelian, penerimaan , pemerikasaan komponen, pengerjaan ulang, dll dicatat dalam kamus aktifitas. Biaya sumber daya yang dipakai dibebankan pada aktivitas ini, dan biaya aktivitas dibebankan pada pemasok individual.

CHAPTER 2 KONSEP DASAR BIAYA

CHAPTER 2

KONSEP DASAR BIAYA

PEMBEBANAN BIAYA : PENELUSURAN LANGSUNG, PENELUSURAN PENGGERAK, DAN ALOKASI.

Biaya

Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Biaya oportunitas adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika suatu alternatif dipilih dari beberapa alternatif. Beban adalah biaya yang kadaluarsa.

Objek Biaya

Sistem Akuntansi Manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya kepada entitas, yang disebut dengan objek biaya. Objek biaya adalah setiap item seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dsb, dimana biaya diukur dan dibebankan. Akhir-akhir ini, aktivitas muncul sebagai objek biaya yang penting. Aktivitas adalah suatu unit dasar dari pekerjaan yang dilakukan dalam sebuah organisasi.

Keakuratan Pembebanan

Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap suber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk serta menimbulkan pemborosan.

Ketelusuran (Treaceability)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya.

Metode Penelusuran

Ketelusuran berarti bahwa biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat sedangkan penelusuran adalah pembebanan aktual dari biaya ke objek biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati pada konsumsi sumber daya oleh objek biaya. 2 cara penelusuran :

  1. Penelusuran langsung, adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan secara fisik dengan suatu objek.
  2. penelusuran penggerak, adalah suatu proses pengidentifikasian yang menggunakan dalil-dalil sebab akibat untuk mengidentifikasi berbagai faktor.

Pembebanan Biaya Tidak Langsung.

Pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya disebut alokasi. Karena tidak terdapat hubungan kausal, pengalokasian biaya tak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan.

BIAYA PRODUK DAN JASA

Output organisasi adalah produk berwujud atau jasa. Produk berwujud adalah barang yang dihaslkan dengan mengubah bahan baku menjadi penggunaan tenaga kerja dan input modal. Jasa adalah tugas atau aktiitas yang dilakukan bagi seseorang pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh seorang pelanggan dengan mengguanakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam 4 dimensi penting : ketidakberwujudan (intangibility), tidak tahan lama (perishability), tidak dapat dipisahkan (inseparability), dan heterogenitas (heterogenity).

Biaya Yang Berbeda Untuk Tujuan Berbeda

Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Rantai nilai adalah seperangkat dari semua aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memprodusi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk.

Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal

Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah kalkulasi biaya produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Biaya dikelompokkan ke dalam 2 katagori fungsional utama : produksi dan nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum.

Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.

Overhead adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung.

Biaya Penjualan dan Administrasi

Biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa merupakan biaya penjualan. Seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran ataupun prodksi dikelompokkan sebagai biaya administrasi.

Biaya Utama dan Konversi

Biaya utama adalah jumlah biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya konversi adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

LAPORAN KEUANGAN EKSTERNAL

Laporan Laba – Rugi : Perusahaan Manufaktur

Harga Pokok Penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead.

Harga Pokok Produksi mencerminkan total biaya baang yang diselesaikan selama periode berjalan.

Barang dalam proses terdiri dari sema unit yang telah diselesaikan sebagian dalam prosuksi pada titik waktu tertentu.

Laporan laba-rugi : Perusahaan Jasa

Dalam perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal/akhir dan harga pokok produksi disamakan dengan harga pokok penjualan.

PENGGERAK AKTIVITAS DAN PERILAKU BIAYA

Konsep Perilaku Biaya

Setiap aktivitas memiliki input dan output. Input aktivitas adalah sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu aktivitas untuk memproduksi outputnya. 4 katagori input : bahan, energi, tenaga kerja, dan modal. Output aktivitas adalah hasil atau produk dari suatu aktivitas. Ukuran output aktivitas berguna untuk menilai lamanya waktu aktivitas dijalankan. Perilaku biaya menggambarkan bagaimana biaya input ativitas berubah berkenaan dengan perubahan output aktivitas. 4 kategori umum output aktivitas : tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk, dan tingkat fasilitas.

Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan ketika suatu unit diproduksi. Ukuran outputnya antara lain unit produk, jam tenaga kerja langsung dan am mesin.

Aktivitas tingkat Batch adalah aktivitas yang dilakukan ketika sekelompok barang diproduksi. Ukuran outputnya jumlah batch, jam pemerikasaan, jumlah pesanan produksi.

Aktivitas tingkat penopang produk adalah aktivitas yang diselenggarakan karena diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Ukuran outputnya adalah pesanan yang berubah, jemlah produk, jumlah proses dan jumlah penyelesaian pesanan.

Aktivitas tingkat fasiltas adalah aktivitas yang menopang proses manufatur secara umum. Ukuran outputnya antara lain ukuran pabrik, luas lahan yang dpelihara dan jumlah tenaga keamanan.

Biaya Tetap

Biaya aktivitas tetap adalah biaya yang secara total tidak berunah dalam rentang relevan ketika tingkat output aktivitasnya berubah. Jadi, walaupun biya tetap tidak berubah secara total ketika output meningkat, biaya per unit akan berunah karena biaya tetap disebar ke lebih banyak output.

Biaya Variabel

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total, bervariasi dalam proporsi kangsung dengan perubahan output aktivitas.

Biaya Campuran

Biaya Campuran adalah biya yang mengandung komponen tetap maupun variabel.

SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TRADISIONAL DAN KONTEMPORER

Sistem Akuntansi Manajemen Tradisional : Tinjauan Singkat

Sistem Akuntansi Manajemen Tradisional hanya memusatkan pada ukuran-ukuran output aktivitas yang didasarkan pada volume roduksi. Pendekatan tradisional mengansumsikan bahwa semua biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau variabel sesuai dengan perubahan unit atau volume produk yang diproduksi. Karena itu, kita dapat mengaakan bahwa pembebanan biaya tradisional cenderung menjadi alokasi intensif.

Sistem Akuntansi Manajemen Kontemporer : Tinjauan Singkat

Tujuan keseluruhan sistem manajemen biaya kontemporer adalah untuk menngkatkan kualitas, kepuasan, relevansi dan penetapan waktu informasi biaya. Pada umumya lebih banyak tujuan manajerial yang dapat dipenuhi dengan sistem kontemporer daripada dengan sistem tradisional.Sistem ini menekankan penelusuran alokasi; dapat disebut penelusuran intensif.

Pilihan Sistem Akuntansi Manajemen

No Tradisional Kontemporer
1 Penggerak berdasarkan Unit Penggerak berdasarkan unit dan nonunit
2 Alokasi Intensif Penelusuran Intensif
3 Kalkulasi biaya produk yang sempit dan kaku Kalkulasi biaya produk yang luas dan fleksibel
4 Fokus pada pengelolaan biaya Fokus pada pengelolaan aktivitas
5 Informasi aktivitas jarang Informasi aktivitas dirinci
6 Maksimisasi kinerja unit individual Maksimisasi kinerja sistem keseluruhan
7 Mengunakan ukuran kinerja keuangan Menggunakan baik ukuran kinerja keuangan maupun non keuangan

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

BAB 3

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA DAN MODEL SUMBER DAYA

Perilaku biaya adalah istilah umum untuk mengambarkan apakah biaya masukan (input) aktivitas adalah tetap atau variable delam hubungannya dengan perubahan keluaran aktivitas.

Horison Waktu

Dalam jangka panjang, semua biaya adalah vaiabel;

sementara dalam jangka pendek sedikitnya satu biaya adalah tetap.

Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya dan Perilaku Biaya

Kapasitas aktivitas adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas. Untuk melakukan suatu aktivitas, kapasitas harus tersedia. Tingkat efisiensi dari kenerja aktivitas ini disebut kapasitas praktis. Pengeluaran sumber daya merupakan biaya untuk mendapatkan kapasitas dalam melaksanakan suatu aktivitas. Penggunaan sumber daya adalah jumlah kapasitas aktivitas yang digunakan dalam memproduksi keluaran aktivitas. Kapasitas tidak terpakai yaitu selisih antara kapasitas yang diperoleh dan penggunaan aktivitas aktual. Sumber daya disediakan dengan 2 cara :

  1. Ketika digunakan, dan
  2. Sebelum digunakan.

Sumber daya yang disediakan ketika digunakan akan diperlukan adalah sumber daya yang diperoleh dari sumber luar, dimana waktu akuisisi tidak memerlukan komitmen jangka panjang untuk setiap jumlah tertentu sumber daya.

Sumber daya yang tersedia sebelum penggunaan adalah sumber daya yang diperoleh dengan mempergunakan kontrak eksplisit dan implisit untuk mendapatkan kuantitas tertentu sumber daya tanpa memperhatikan apakah kuantitas sumber daya tersedia seluruhnya atau tidak.

Sumber Daya Yang Tersedia Ketika Diperlukan dan Perilaku Biaya

Secara umum kita dapat memperakukan biaya sumber daya tersebut sebagai biaya variabel.

Sumber Daya Yang Tersedia Sebelumnya dan Perilaku Biaya

Contoh pertama, organisasi memperoleh melalui pembayaran kas dimuka atau melalui kontrak yang membutuhkan pembayaran kas secara periodik. Beban ini berkaitan dengan beban tetap yang terikat. Contoh kedua, menyangkut organisasi yang memperoleh sumber daya dimuka melalui kontrak implisit. Maka perilakunya berhubungan dengan beban tetap discretionary.

Implikasi Pengendalian dan Pengambilan Keputusan

Model penggunaan sumber daya berdasarkan aktivitas yang baru saja digambaran dapat memperbaiki baik pengendalian maupun pengambilan keputusan manajerial. Sistem pengendalian operasional mendorong para manajer untuk menaruh perhatian lebih pada pengendalian pengeluaran dan penggunaan sumber daya.

Ukuran Keluaran Aktivitas

Biaya variabel berubah dalam total seiringdengan perubahan keluaran aktivitas. Namun, biaya tetap tidak berubah ketika keluaran aktivitas berubah. Jadi, penjelasan tentang perilaku biaya memerlukan ukuran keluaran aktivitas. Dan hal ini sudah dibahas di bab 2.

Asumsi Linearitas

Definisi biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktivitas dan penggerak aktivitas terkait.

Perilaku Biaya Step

Fungsi biaya step memiliki sifat pewayangnganan tingkat biaya yang konstan selama rentang penggunaan (output) aktivitas dan untuk selanjutnya meningkat hingga tingkat biaya yang lebih tinggi pada beberapa titik.

Aktivitas dan Perilaku Biaya Campuran

Karena dapat dimungkinkan bahwa secara simultan memiliki sumber daya yang berkaitan dengan sumber daya yang diperoleh sebelumnya dan sumber daya yang di peroleh ketika dibutuhkan, maka biaya aktivitas dapat menampilakan perilaku biaya campuran.

METODE PEMISAHAN BIAYA CAMPURAN KE DALAM KOMPONEN TETAP DAN VARIABEL

Variabel tidak bebas adalah variabel yang memiliki nilai yang tergantung pada nilai variabel lainnya.

Variabel bebas adalah varibel yang mengukur keluaran aktivitas dan menjelaskan perubahan biaya aktivitas

Parameter titik potong menunjukkan biaya tetap aktivitas.

Parameter kemiringan menunjukkan biaya per unit aktivitas variabel.

3 metode yang biasa digunakan :

  1. Metode Tinggi Rendah

Metode ini menyeleksi duu dua titik yang aan digunakan untuk menghitung parameter F dan V. Secara khusus metode ini menggunakan titik dengan aktivitas tertinggi. Titik yang rendah didefinisikan sebagai titik dengan tingkat aktivitas terendah.

  1. Metode Scatterplot

Langkah pertama dalam menerapkan metode ini adalah dengan memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya persiapan dan tingkat aktivitas dapat terlihat. Jadi tujuannya adalah untuk menlai validasi hubungan linear yang diasumsikan.

  1. Metode Kuadrat Terkecil

Secara prinsip, perbandingan ukutran kedekatan dapat menghasilkan suatu peningkatan semua garis dari yang terbaik sampai yang terburuk. Garis yang lebih mendekati titik dibanding garis lainnya disebut garis kecocokan terbaik. Metode Kuadrat terkecil mengidentifikasi garis yang terbaik. Kita mengandalakan teori statistik untuk mendapatkan rumusnya.

RELIABILITAS RUMUS BIAYA

Meskipun keluaran komputer menyediakan informasi berguna lainnya untuk penilaian reabilitas secara statistik, kiata akan membatasi perhatian pada goodness of fit. Goodness of fit mengukur derajat hubungan antara biaya aktivitas dan keluaran aktivitas.

Koefisien Determinasi

Persentase variabilitas variabel tidak bebas yag dijelaskan oleh suatu variabel bebas disebut koefisien determinasi. Persentase ini disebut ukuran goodness of fit. Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yang diterangkan semakin baik garisnya.

Koefisien Korelasi

Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar dari koefisien determiasi. Karena dapat bernilai negatif, maka nilai koefisien korelasinya dapat berkisar antara -1 dan +1. bila hasilnya positif maka kedua variabelnya sama-sama bergerak ke arah yang sama dan lorelasi positif muncul.

REGRESI BERGANDA

Kadangkala untuk mendapatkan persamaan biaya yang terbaik lebih rumit daripada hanya mengidentifkasi penggerak aktivitas dan meregresi biaya aktivitas pada penggerak ini. Ketika kuadrat terkecil digunakan untuk membuat persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, maka disebut dengan regresi berganda.

Pengaruh Customization dan Interdepedensi terhadap Karakteristik Informasi Sistem Akutansi Manajemen Broad Scope dan Aggregation

Jurnal Riset Akutansi Indonesia

Vol. 6 No. 1, Januari 2004

Hal 23-40

Pengaruh Customization dan Interdepedensi terhadap Karakteristik Informasi Sistem Akutansi Manajemen

Broad Scope dan Aggregation

FIVI ANGGRAINI

Universitas Gadjah Mada

Customization adalah strategi merespon permintaan costumer untuk meningkatkan variasi produk lebih istimewa dan kualitas produk yang terbaik (Gilmore dan Pine, 1997 ; Kotha, 1995). Untuk melaksanakan strategi tersebut memerlukan manajemen yang baik, khususnya dalam hal desain struktur serta sistem informasi yang tepat. Pengelolaan secara efektif setting seperti ini dibutuhkan implementasi sistem akuntansi manajemen yang andal, menurut Chenhall dan Morris (1986) adalah yang memiliki karakteristik broard scope, integration, aggregation dan timelines untuk memastikan bahwa manajer memiliki informasi yang diperlukan dalam menghadapai perubahan yang terus menerus terhadapat proses dan desain produk.

Bouwens dan Abernerthy (2000) menyatakan pelaksanaan customization juga mengubah sifat hubungan antara subunit-subunit fungsional dalam perusahaan, karena aliran kerja (work flows) antar subunit akan menjadi sangat interdependen (saling tergantung). Interdepedensi didefinisikan sebagai sejauh mana departemen saling tergantung satu sama lain dalam melaksanakan tugas mereka. Interdependensi ini menciptakan kebutuhan informasi tambahan untuk memastikan bahwa kerja yang mengalir ini dapat dikoordinasikan.

Dalam penelitian ini, penulis ingin menguji dan mengidentifikasi kembali apakah ada pengaruh hubungan langsung antara coustomization terhadap karakteristik informasi SAM broard scope dan aggregation dan apakah ada pengaruh tidak langsung antara customization terhadap karakteristik informasi SAM broard scope dan aggregation terjadi melalui interdepedensi, ketika perusahaan melakukan cutomization sebagai suatu prioritas strategi.

Dampak dari costomization dan Interdepedensi dalam konteks pengambilan keputusan.

Interdepedensi tercipta sebagai hasil dari customization yang mengakibatkan kekompleksan hubungan input dan output. Ketika interdependensi antar departemen meningkat, proses pembuatan keputusan menjadi lebih tidak dapat terprogram karena konteks pembuatan keputusan dalam satu departemen dipengaruhi oleh keputusan duat di departemen lainnya. Tingginya tingkat Interdepedensi antar depertemen dapat meniptakan ketidakpastian tujuan dalam konteks keputusan. Ketidakpastian muncul ketika keputusan melintas batas departemen karena manajer dihadapkan pada tujuan yang ganda atau bahkan bertentangan, sehingga antar departemen harus membuat trade-off dalam melaksanakan tujuan departemen mereka sendiri.

Dampak Karakteristik Informasi SAM dalam konteks Pengambilan Keputusan

Karakteristik informasi SAM menjadi sangat penting dalam ketidakpastian tujuan dan membantu penyelesaian konflik antar departemen. Penyediaan informasi yang layak akan meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan dan mengurangi ketidakpastian karena adanya kesenjangan antara informasi yang dibutuhkan dengan yang tersedia dalam organisasi untuk mengambil keputusan.

Information broard scope dapat mengurangi ketidakpastian dengan menyediakan kombinasi informasi finasial dan non finansial yang sangat dibutuhkan dalam tahap intelegen dan desain aktivitas. Ketidakpastian hubungan input dan output dapat dikurangi dengan penyediaan informasi broard scope karena informasi ini memberikan fasilitas pada manajer dalam mempertimbangkan lebih banyak jumlah alternatif-alternatif yang bisa dipahami dalam penentuan hubungan input output daripada informasi narrow scope.

Informasi aggregation menyediakan informasi overview proses transformasi atau set-set transformasi dan membantu pengambilan keputusan untuk menentukan titik awal analisis selanjutnya. Informasi ini bisa digunakan untuk membedakan bidang-bidang mana yang perlu diinvestigasi dan mana yang tidak. Informasi aggregation dapat memberikan informasi tentang aktivitas-aktivitas departemen lain menunjukkan daftar tindakan yang konsisten dengan tujuan departemen yang terlibat.

Hubungan Customization dan Interdepedensi Antar Departemen

Interdepedensi relatif rendah jika costumization tidak dilaksanakan. Tingginya tingkat interdepedensi sequential muncul bila organisasi beroperasi dalam memenuhi kebutuhan costumer lebih dari satu tipe produk dan permintaan pasar untuk produk yang berbeda. Ketika suatu perusahaan bergerak dari costumization yang rendah ke unggi, saling ketergantungan atau interdepedensi antara departemen produksi dan penjualan akan semakin meningkat.

Interdepedensi dan Karakteristik Informasi Sistem Akutansi Manajemen

Interdepedansi yang tinggi antar departemen membutuhkan koordinasi aktivitas yang lebih besar karena ada dua alasan yaitu pertama, departemen menjadi interdependen jika output departemen satu menjadi input departemen lainnya. Sehingga penting sekali untuk memastikan agar output departemen A bisa diproses oleh departemen B. Kedua, output tersebut mungkin disatu sisi dapat memuaskan tujuan satu departemen yang akan bertentangan dengan tujuan departemen lain. Ketidakpastian yang berhubungan dengan input/output dan tujuan dapat diperkecil dengan karakteristik informasi SAM yang canggih.

Costomization dan Karakteristik Informasi Sistem Akutansi Manajemen

Manajer akan membutuhkan informasi broard scope, untuk menentukan dan menemukan ide-ide bagaimana memproduksi produk baru. Informasi broard scope dapat meningkatkan jumlah alternatif yang dapat dipertimbangkan secara simultan dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan ketidakpastian input dan output. Begitu juga dengan informasi aggregation dapat membantu manajer mempertimbangkan berbagai set-set kemungkinan memproduksi produk secara kontemporer. Informasi aggregation menyediakan penelaahan terhadap konteks keputusan yang membantu manajer dalam memilih arah dan penentuan dan pencarian tindakan-tindakan alternatif.

Costumization, Interdepedensi dan Karakteristik Informasi SAM

Meskipun customization memiliki pengaruh langsung terhadap informasi yang diperlukan untuk pembuatan keputusan, pengaruh customization terhadap kesenjangan informasi biasanya adalah melalui interdepedensi. Interdepedensi yang mengalir dari costumization tidak hanya mempercepat ketidakpastian yang berkaitan dengan hubungan input dan output dalam departemen, juga meningkatkan ketidakpastian yang berkaitan dengan tujuan. Dengan kata lain, perubahan informasi tidak hanya memerlukan respon secara langsung untuk pelaksanaan custumization, tetapi juga meningkatkan interdepedensi yang terjadi antar departemen-departemen fungsional. Disimpulkan pada saat pelaksanaan customization yang tinggi akan mendorong manajer saling interdepedensi antar departemen untuk dijadikan dasar dalam mengambil keputusan. Implikasinya bahwa interdepedensi dapat berperan sebagai variabel mediasi hubungan antara cutomization terhadap karakteristik informasi sistem akutansi manajemen board scope dan aggregation.

Kesimpulan

Framework teori yang dikembangkan dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh hubungan antara customization, interdepedensi dan karakteristik informasi SAM. Teori tersebut menyatakan organisasi harus menyesuaikan pelaksanaan customization yang diikiuti dengan meningkatknya interdepedensi antar departemen. Cutomization dan interdepedensi diidentifikasikan dalam teori sebagai sumber ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

  1. Implikasi praktek disini bahwa organisasi yang ingin mengadopsi strategi customization membutuhkan pertimbangan tingginya kerjasama yang timbul antar departemen.
  2. Tingginya tingkat interdepedensi tidak ditentukan oleh penggunaan karakteristik informasi SAM broad scope. Penelitian ini menyatakan bahwa tipe interdepedensi lebih mempengaruhi penggunaan karakteristik informasi SAM aggregation.
  3. Mengindikasikan bahwa informasi board scope dapat memberikan ide-ide untuk membuat keputusan operasional dan menimbulkan ide-ide baru dalam memproduksi produk. Penemuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya bahwa informasi broard scope secara positif berhubungan dengan strategi.
  4. Mengimplikasikan bahwa manajer produksi dan pemasaran tidak dapat menggunakan pentingnya informasi aggregation untuk membuat keputusan dalam departemen. Penemuan ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat customization untuk pengambilan keputusan dalam departemen membutuhkan informasi aggregation yang lebih detail. Informasi detail ini penting bagi manajer untuk melihat bagaimana memproduksi produk/jasa yang dibutuhkan. Dengan kata lain tingginya customization membutuhkan pengetahuan untuk memproduksi produk lebih detail yang tidak diberikan oleh informasi aggregation.
  5. Pengaruh utama customizataion terhadap karakteristik informasi SAM broard scope dan aggregation adalah tidak melalui interdepedensi. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Bouwens, 1998. Terbuktu bahwa manajer kurang mengenali arti penting dalam menerima informasi yang lebih canggih dalam mengelola interdepedensi yang berakar dari pelaksanaan customization.